Kumpulan Cerita dan Dongeng Anak Anak ============================================ Ebook Cersil, Teenlit, Novel (www.zheraf.net) Gudang Ebook Ponsel http://www.ebookHP.com ============================================ 35. Tiga Tersangka dikirim oleh : Indras Putri Salbina terkejut ketika membuka peti kayu tempat ia menyimpan tiara emas semalam. Benda berharga itu sekarang sudah tidak ada di tempatnya lagi. Padahal pagi ini ia bermaksud mengunjungi kerajaan tetangga. Dan seperti biasa ia harus mengenakan tiara emas itu. Tanpa banyak buang waktu, Putri Salbina langsung melaporkan kejadian itu pada Raja Habbas. Karuan saja Raja Habbas terkejut. Ia sudah menugaskan dua pengawal di pintu kamar Putri Salbina, jadi bagaimana bisa seorang pencuri masuk ke dalam kamar putri kesayangannya. Raja Habbas segera menitahkan Patih Rendra menyelesaikan masalah ini. "Aku percaya kau bisa menyelesaikan kasus ini seperti biasanya," titah Raja Habbas di hadapan Patih Rendra. Patih Rendra mengangguk menyatakan kesanggupannya. Ia segera menanyakan pengawal yang bertugas menjaga kamar Putri Salbina semalam. Akhirnya didapat keterangan, ada tiga orang yang memasuki kamar Putri Salbina. Mereka adalah para pengasuh Putri Salbina yang memang mempunyai hak istimewa dapat memasuki kamar Putri Salbina dengan leluasa. "Sekarang juga aku menginginkan mereka menghadapku satu persatu," seru Patih Rendra kemudian. Pengasuh pertama seorang wanita yang rambutnya sudah memutih. Ia telah mengasuh Putri Salbina sejak masih bayi. Atas permintaan Patih Rendra ia mulai bertutur apa yang dilakukannya semalam. "Hamba masuk ke dalam kamar Tuan Putri tak lama setelah Tuan Putri tertidur. Seperti biasa hamba hanya membetulkan letak selimut Tuan Putri," papar pengasuh pertama. "Apa kau tidak melihat kotak kayu tempat menyimpan tiara emas itu semalam?" selidik Patih Rendra. "Hamba melihatnya. Peti itu seperti biasa ada di atas meja rias. Tapi hamba tidak berani menyentuhnya tanpa seizin Tuan Putri," jawab sang pengasuh. Patih Rendra berpikir sebentar. Ia kemudian menyuruh pengasuh pertama keluar dan menitahkan pengasuh kedua menghadapnya. Pengasuh kedua lebih muda dari pengasuh pertama. Ia bertugas mengasuh Putri Salbina sejak masa kanak-kanak. Seperti sebelumnya, pengasuh kedua diminta menceritakan apa yang dilakukannya semalam di kamar Putri Salbina. "Hamba menyiapkan pakaian Putri Salbina untuk dikenakan hari ini. Itu sudah menjadi tugas hamba," tuturnya. "Apa kau melihat peti kayu tempat Tuan Putri menyimpan tiara emas itu?" "Ya, tentu saja. Tapi hamba tidak berani menyentuh peti itu tanpa izin Tuan Putri," jawab pengasuh kedua. Patih Rendra menganggukkan kepalanya. Ia menyuruh pengasuh kedua keluar dan pengasuh ketiga dimintanya masuk. Pengasuh ketiga paling muda di antara yang lain. Ia baru mengasuh ketika Putri Salbina menginjak usia remaja. Patih Rendra segera memintanya menceritakan apa yang dilakukannya semalam di kamar Putri Salbina. "Tugas hamba adalah mempersiapkan perhiasan yang akan dipakai Putri Salbina hari ini. Tapi hamba sama sekali tidak tahu dengan hilangnya tiara emas itu. Hamba tidak berani menyentuhnya kecuali seizin Tuan Putri," tutur pengasuh ketiga. Patih Rendra mengerutkan keningnya. Ia kemudian menyuruh dua pengasuh sebelumnya masuk kembali. Bahkan Putri Salbina dimintanya ikut bergabung. Suasana jadi begitu tegang karena biasanya Patih Rendra memang dapat segera menyelesaikan masalah apa pun yang terjadi di dalam istana. "Terus terang saja, aku tidak bisa menemukan siapa yang telah mencuri tiara emas milik Putri Salbina. Ketiga pengasuh yang menjadi tersangka dalam masalah ini semuanya lepas dari tuduhan pencurian. Untuk itu aku hanya bisa memutuskan kesalahan pada Putri Salbina. Tentu saja bukan sebagai pencuri, melainkan telah lalai menjaga barang berharga miliknya sendiri. Dan untuk kelalaiannya itu, Tuan Putri harus menerima hukuman. Selama sebulan Putri Salbina tidak boleh keluar dari kamar, kecuali tiara emas itu dapat ditemukan," Patih Rendra mengeluarkan keputusan. Putri Salbina terkejut. "Itu tidak adil, Patih Rendra. Lagi pula apa yang dapat kulakukan selama sebulan di dalam kamar? Aku juga ingin bermain di halaman istana, mengunjungi rakyatku, membaca di perpustakaan, menyanyi di pendopo, dan lain-lainnya seperti biasa, protes Putri Salbina. Patih Rendra tak mengeluarkan suara. "Putusan ini tidak bisa diubah kecuali oleh Baginda Raja Habbas," kata Patih Rendra kemudian. Putri Salbina menitikkan air mata. Ia mulai menangis sedih. Ayahnya pasti tidak akan memenuhi permintaannya agar Patih Rendra merubah keputusannya, karena dia tahu ayahnya begitu menghargai setiap keputusan Patih Rendra. Tiba-tiba saja pengasuh pertama bersujud di depan Patih Rendra. "Ampuni Putri Salbina, Patih Rendra. Hambalah yang bersalah telah mengambil tiara emas milik Putri Salbina. Tapi, hamba tidak bermaksud mencurinya, hamba hanya menyembunyikannya untuk sementara waktu. Malam tadi, hamba masuk ke dalam kamar dan mengambil tiara emas itu dari dalam kotak kayu. Hamba tahu tidak ada yang akan dicurigai dari kami bertiga karena kami tidak pernah menyentuh kotak itu tanpa seizin Tuan Putri. Tiara emas itu masih ada di dalam kamar. Hamba menyembunyikannya di kolong lemari pakaian," tutur pengasuh pertama. "Mengapa kau lakukan itu?" tanya Patih Rendra. "Hamba mempunyai seorang anak lelaki di perbatasan kerajaan. Ia pemilik sebuah kedai. Kemarin ia datang menemuiku dan menceritakan ada segerombolan penjahat yang mabuk di kedainya. Saat mabuk itu, seorang penjahat bercerita punya rencana untuk merampok Tuan Putri saat melintas perbatasan. Mereka mengincar tiara emas milik Putri Salbina. Hamba tidak ingin terjadi hal merugikan Tuan Putri, makanya sengaja hamba sembunyikan tiara itu agar Tuan Putri tidak jadi pergi hari ini," kata pengasuh pertama. "Seharusnya kau memberitahukan hal itu padaku. Tapi baiklah, aku mengampunimu. Sekarang ambilkan tiara emas itu. Tuan Putri tetap akan berangkat hari ini," titah Patih Rendra. Patih Rendra segera menyusun rencana menjebak gerombolan penjahat yang akan merampok Putri Salbina. Berkat kecerdikannya dan kesigapan prajurit istana, dua puluh penjahat berhasil diringkus. "Masalah ini tidak hanya selesai dengan ditemukannya tiara emas milik Putri Salbina dan siapa pencurinya. Bahkan tidak cukup selesai dengan membatalkan rencana kepergian Putri Salbina. Kerajaan harus mampu mengatasi kejahatan yang menjadi penyebabnya," kata Patih Rendra ketika memberi laporan terhadap Raja Habbas. Tamat